Senin, 03 Juni 2013

USAHA MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU


USAHA MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU
Oleh : Donny Irwansah, S.Pd.SD
Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya


Abstrak
Perkembangan pendidikan di Indonesia terasa sangat lambat, hal ini tidak terlepas dari peranan guru. Guru-guru yang ada sekarang kurang melakukan inovasi dalam pembelajarannya dan selalu menggunakan metode konvensional. Hal ini terjadi akibat tidak adanya kemauan guru untuk berkreasi dalam hal proses belajar mengajar tersebut. Kondisi seperti ini apabila dibiarkan terus menerus maka bangsa ini akan kehilangan pamor didalam dunia pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam hal meningkatkan motivasi guru untuk melakukan kreatuvitasnya
Kata kunci : Guru, Motivasi dan Kreativitas

PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan individu. Tujuan pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, dan mendorong berkembangnya kreativitas peserta didik, sejalan dengan perkembangan aspek aspek keimanan dan ketaqwaan, kecerdasan, keterampilan, dan semangat kebangsaan. Dalam upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi kreatif peserta didik sehingga dapat melahirkan gagasan-gagasan baru dan inovatif
Oleh karena itu pendidik harusnya memiliki daya kreativitas yang tinggi. Guru sebagai ujung tombak dalam proses belajar mengajar hendaknya memahami hal ini, oleh karena itu harus mempunyai karakteristik dalam mengembangkan kreativitas yaitu untuk meningkatkan kompetensi dan minat belajar, kemahiran dalam mengajar, adil dan tidak memihak, sikap kooperatif demokratis, fleksibilitas, rasa humor, menggunakan penghargaan dan pujian, minat luas, memberi perhatian terhadap masalah anak-anak, penampilan dan sikap yang menarik (Utami Munandar, 2002)
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselennggarakan secara interaktif, inspiratif dan menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untum kreatif berpartisipati aktif, serta memberikan ruang yang cukup baik prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP No.19 Ayat 1). Mempertimbangkan standar proses pembelajaran seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah tersebut maka guru sebagai ujung tombak pendidikan dituntut lebih kreatif. Mampu menciptakan pembelajaran yang menggairahkan, berkualitas dan menyenangkan.
Kreativitas tidak lahir hanya kebetulan melainkan memalui serangkaian proses yang menuntut kecakapan, keterampilan dan motivasi yang kuat. Dalam upaya merangsang kreatifitas masyarakat dituntut berani menilai budaya bangsa. Kalau melihat budaya sekolah pada saat ini masih banyak yang belum menumbuhkan kreativitas denan sistem taat pada atasan. Hal ini menimbulkan dilematis tersendiri karena guru tidak bisa mengembangkan kreativitasnya dengan alasan takut akan sanksi bila bertindak diluar yang dibakukan.
Keberhasilan pengembangan kreativitas ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan menjadi kunci pembuka bagi kualitas pendidikan, termasuk sekolah. Selama ini pembelajaran hanya berfokus satu arah saja hanya guru memberi materi kemudian siswa mencatat, belum banyak komunikasi dua arah. Hal ini disebabkan karean tidak adanya kreativitas dari para guru. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kreativitas guru.

Landasan Berpikir
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a.    Teori psikoanalisis
Pribadi kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
1.    Teori Freud
Freud menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadilah sublimasi dan merupakan awal imajinasi
2.    Teori Ernst Kris
 Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif, orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran mereka. Seseorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias seperti anak dalam pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain mengenai masalah masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
3.    Teori Carl Jung  (1875-1967)
Teori ini percaya bahwa alam ketidaksdaran memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni dan karya karya baru lainnya.
b.    Teori Humanistik
Teori humanistik memandang bahwa kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori humanistik meliputi:
1.    Teori Maslow
  Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah :
a)    Kebutuhan fisik
b)   Kebutuhan rasa aman
c)    Kebutuhan akan rasa dimiliki
d)   Kebutuhan akan penghargaan dan harga diri
e)    Kebutuhan aktualisasi perwujudan diri
f)    Kebutuhan estetik
Kebuutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat kebutuhan pertama disebut kebutuhan deficiency. Kedua kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan astetik atau transendentasi) disebut juga kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitanyya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)

2.    Teori Rogers
 Carl Rogers (1902-1987) menyatakan bahwa tiga kondisi internal dari pribadi kreatif yaitu
a.    Keterbukaan terhadap pengalaman
b.    Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang
c.    Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang yang sesuai dengan ciri ciri tersebut akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya karya kreatif, dan hidup secara kreatif, ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam untuk kreasi

3.    Teori Cziksentmihalyi
 Menurut teori ini kreativitas angat berhubungan erat dengan :
a.    Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis. Contoh seorang yang sistem sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik
b.    Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas
c.    Akses terhadap suatu bidang. Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat
d.   Access to a field. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat serta tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari orang-orang penting.
e.    Orang-orang kreatif ditandai dengan adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya.
Csikszentmihayli juga mengemukakan 10 ciri ciri kepribadian yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
a.    Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka daapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks tergantung situasimya
b.    Pribadi kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka uga naif. Mereka nampak memiliki kebijaksanaan
c.    Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin
d.   Pribadi kreatif dapat berselang seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realita.
e.    Pribadi kreatif menunjukkan kecenderunngan baik intreversi maupun ekstroversi
f.     Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.    Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini psikologis
h.    Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menantang bila menyangkut karya mereka
Kreativitas seseorang tidak terlepas dengan adanya motivasi baik dari dalam diri sendiri maupun motivasi dari luar diri seseorang, maka tidaklah tepat jika kreativitas seseorang tidak ada hubungannya dengan motivasi. Maka dari itu ada perlunya juga penulis mengulas beberapa jenis teori motivasi.
Menurut Hasibuan (1999) menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.  Sejalan dengan penryataan tersebut, Siagian (1996:138) menyatakan bahwa motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuannya, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu atau sebelumnya.


Berdasarkan berbagai kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a.         Motivasi kerja merupakan bagian yang penting dalam suatu organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
b.        Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi kebutuhan atau keninginan pribadi dan tujuan organisasi
c.         Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam organisasi.

Beberapa teori motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli akan dipaparkan berikut ini sebagai bahan referensi dan pengetahuan dalam menganalisis dan mengkaji tentang hakikat motivasi itu sendiri
a.         Teori hierarki kebutuhan Maslow
Abraham Maslow (dalam Gomes, 2008:188) seorang pelopor teori motivasi dari Brandeis University. Maslo mengemukakan mengenai teori hierarki kebutuhan manusia yang banyak menjadi titik acuan oleh sebagian besar para sarjana untuk memahami motivasi. Teori ini didasarkan atas tiga asumsi pokok, yakni:
1.         Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginan mereka tidak pernah terpenuhi secara sempurna. Setelah satu keinginan terpenuhi langsung muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berhenti.
2.         Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi perilaku manusia
3.         Kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya kebutuhan.
Kebaikan teori tingkat kebutuhan maslow adalah sebagai berikut:
1.         Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak dan bobotnya bertingkat tingkat
2.         Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku dan bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang akan memberikan kepuasan baginya
3.         Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kedudukannya atau sosial ekonominya
4.         Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat kerja bawahannya

Adapun kelemahan teori Maslow adalah:
1.         Menurut teori kebutuhan manusia adalah bertingkat-tingkat atau hierarki, tetapi dalam kenyatannya manusia menginginkan tercapainya sekaligus dan kebutuhan manusia seperti itu seperti siklus (berulang-ulang)
2.         Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya karena Maslow mengembangkannya atas pengmatannya saja.

Kebutuhan-kebutuhan manusia yang telah di indentifikasi oleh maslow atas delapan tingkat kebutuhan yaitu:
1.         Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan dasar manusai yang sangat primer dan vital hal ini mencakup perasaan haus, lapar dan seks.
2.         Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan ekspresi dari rangsangan individu akan kemanan dalam lingkungan terlindung dari ancaman kemiskinan
3.         Kebutuhan sosial sebagai ekspresi perasaan turut tergolong meliputi kebutuhan akan dicintai atau diperhitungakan sebagai pribadi
4.         Kebutuhan pengharagaan sebagai tindakan untuk berhubungan dengan pihak lain dalam menghargai termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi atau kedudukan.
5.         Kebutuhan mengetahui atau mengerti sebagai kebutuhan manusia untuk menemukan rasa ingin tahunya
6.         Kebutuhan estetik merupakan wujud kebutuhan akan keteraturan dan keseimbangan
7.         Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk mengaktualisasikan potensi-potensi tertentu dan lebih cenderung mentransformasikan potensi dalam prestasi
8.         Kebutuhan akan perasaan bahwa dirinya lebih penting dari orang lain.

b.        Teori motivasi Alderfer
 Teori ERG (existence, relatedness dan Growth), Clayton Alderfer (Thoha, 2001:204) memberikan perluasan lebih lanjut dari teori Herzberg dan Maslow. Alderfer merumuskan suatu model penggolongan kebutuhan segaris dengan bukti-bukti empiris. Menurut Alderfer ada tiga kelompok inti dari kebutuhan-kebutuhan yakni:
1.         Kebutuhan akan keberadaan
Kebutuhan keberadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup. Kebutuhan ini sama artinya dengan kebutuhan fisik atau fisiologis maslow.
2.         Kebutuhan berhubungan
Kebutuhan berhubungan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan sosial dan bekerjasama dengan orang lain.
3.         Kebutuhan untuk berkembang
Kebutuhan untuk berkembang adalah suatu kebutujan yang berhubungan dengan kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang untuk mengembangkan dirinya.

c.         Teori Tiga Kebutuhan McClelland
McClelland memberikan sebuah teori yang dikenal dengan teori tiga kebutuhan. McClelland (dalam Siagian, 1996:167) menyatakan bahwa pemahamn tentang motivasi akan semakin mendalam apabila didasari bahwa setiap orang mempunyai tiga kebutuhan yaitu:

1.         Need for achievement
Yaitu bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya. Bagi seseorang yang yang memiliki n Ach yang besar maka akan berusaha berbuat sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan orang lain.
2.         Need for power (n Po)
Yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh pada orang lain. Seseorang dengan n Po yang besar biasanya mempunyai kondisi persaingan dan orientasi status serta memberikan perhatian pada hal hal yang memungkinkan untuk memperbesar pengaruhnya.
3.         Need for affiliation (n aff)
Kebutuhan affiliasi merupakan kebutuhan nyata bagi manusia sebagai makhluk sosial terlepas dan kedudukan, jabatan, dan pekerjaan.

d.        Teori motivasi dua faktor Herzberg
Frederick Herzberg (dalam Terry dan Rue,2000:175) mengembangkan teori motivasi, yang terutama sekali berkaitan dengan motivasi, yang terutama sekali berkaitan dengan motivasi melalui pola kerja. Teori Herzberg didasarkan pada kepercayaan, bahwa faktor-faktor yang meniadakan motivasi demotative atau membalikkan turn off. Pegawai-pegawai adalah berbeda dari faktor-faktor yang memotivasi atau mengembalikan turn on pegawai. Herzberg mempertahankan, nahwa faktor-faktor yang cenderung untuk meniadakan motivasi pegawai biasanya bersangkut paut dengan lingkungan kerja. Faktor-faktor ini meliputi hal-hal yaitu status kerja, relasi-relasi antar peroranngan dengan para pegawai

Dalam rangka untuk memotivasi guru di sekolah, sangat ditentukan juga oleh kepiawaian seorang kepala sekolah  untuk memahami faktor-faktor motivasi  sebagai daya pendorong atau penguat sehingga guru tergerak untuk berkreasi dan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi ini timbul karena faktor faktor sebagai beriku:
1.        Adanya perasaan ingin mencapai sesuatu hasil dengan melakukan pekerjaan menantang dengan baik.
2.        Suatu kebutuhan dari dalam diri sendiri yang ingin melakukan sesuatu pekerjaan yang baik
3.        Melakukan pekerjaan menurut perasaan adalah penting
4.        Apa yang dilakukan itu selalu berkaitan dengan suatu tujuan
5.        Apa yang dikerjakan itu adalah sesuatu yang menarik
6.        Melakukan pekerjaan dengan harapan akan ada promosi
7.        Mengerjakan sesuatu adalah membantuorganisasi encapai tujuannya
8.        Mengharapkan kemungkinan kenaikan penghasilan
9.        Mengerjakan sesuatu sebagai kredit untuk keperluan penilaian penampilan prestasi yang akan datang
10.    Untuk memperoleh penghargaan dn pengakuan dari atasan
11.    Melakukan sesuatu dengan emungkinan bertambahnya kebebasan dalam pekerjaan
12.    Harapan akan pengakuan dari temn sejawat
13.    Melaksanakan tugas dengan tekad tidak menginginkan kelompoknya berpenampilan buruk
14.    Jaminan adanya keamanan kerja yang prima
15.    Mengerjakan sesuautu karena dorongan oleh kondisi fisik pekerjaan yang baik.
16.     
Menurut Gomes (2008) bahwa faktor faktor motivasi kerja terdiri dari dua bagian yaitu faktor individual dan faktor organisasional. Yang tergolong faktor individual adalah kebutuhan-kebutuhan, tujuan, sikap dan kemampuan. Sedangkan yang tergolong faktor organisasional meliputi pembayaran gaji, kemanan pekerjaan, hubungan sesama pegawai, pengawasan, pujian dan pekerjaan itu sendiri.

Pembahasan
            Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas seorang guru .Peningkatan kreativitas guru ini tidak akan terlepas dari beberapa kajian tentang motivasi dan kreativitas dalam melaksanakan tugas nya sehari hari di dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana teori motivasi yang dapat meningkatkan kreatifitas dan kinerja guru seperti teori kebtuhan manusia oleh Mac Cleland yaitu Need for Achievement, need for Power dan need for Affilization. Usaha nyata untuk dapat mencapai kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
           1.            Pemberian reward bagi guru yang memiliki kinerja yang baik
Penghargaan atas ke kreativas seorang guru yang meningkatkan kinerjanya suda sewajarnya mendapat reward . dengan pemberian reward untuk menghargai kinerja seorang guru maka guru tersebut akan lebih termotivasi untuk lebih berkreasi. Teori X dan Y menggambarkan bahwa seseorang akan mendapatkan suatu penghargaan jika mencapai sesuatu prestasi tertentu yang bejalan seimbang. Disamping itu, teori keadilan pun ikut mempengaruhi kadr kreatifitas seseorang. Banyak pengalaman yang berhubungan dengan pemberian reward ini sendiri, seperti yang penulis alami sendiri ketika membina siswa untuk mengikuti festival drumband tingkat propvinsi Sumatera Utara, pada kesempatan tersebut drumband yang dibina oleh penulis mendapat juara I umum untuk tingkat junior non logam. Hasil kerja keras penulis bersama beberapa teman tidak pernah mendapat reward dari pihak manapun, bahkan ketika ada bantuan dari pusat untuk kesenian drumband yang dibina penulis tidak memperoleh bantuan tersebut.

           2.            Pemberian jenjang karir yang sesuai dengan peraturan
Penjenjangan karir yang dilakukan pemerintah daerah selama ini tidak sesuai dengan peraturan. Peraturan MenPAN dan RB No. 16 tahun 2009 tentang system kepangkatan guru memberikan peluang kepada guru untuk mencapai pangkat kepegawaian tertinggi hingga IV/e (guru utama). Mekanisme ini seharusnya memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan kreatifitasnya. Dengan pengembangan kreatifitasnya dapat meningkatkan keercapaian pemenuhan angkata kredit yang disyaratkan oleh peraturan tersebut. Disisi lain,jenjang karir ini tidak seuai dengan peraturan tersebut. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( teori kebutuhan Maslow) bagi guru perlu dipertimbangkan. Dengan adanya jenjang karir yang jelas bagi guru akan menambah motivasi dalam bekerja karena adanya peluang untuk mendapatkan jenjang karir yang jelas.

           3.            Sitem training ( staff Upgrading)
Usaha pengembangan profesi tenaga kependidikan, khususnya guru meliputi :
a.         Program Pre Service Education
Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang Pemerintah telah mengusahakan berbagai lembaga yang menata usaha perbaikan mutu guru. Usaha tersebut adalah dengan mengadakan sekolah-sekolah guru yang perjalanannya terus mengalami perbaikan dan peningkatan untuk menjadi lebih terfokus.
Di samping itu ada pula program akta mengajar yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Dengan cara ini  profesi kependidikan menjadi terbuka bagi yang berada di luar fakultas kependidikan untuk menjadi guru dan memberi proteksi kepada profesi ini dengan mengharuskan mengambil akta mengajar bagi yang ingin menjadi guru, sehingga dengan demikian kualitas guru dapat ditingkatkan.
b.        Program In Service Education 
Program In Service Education yaitu usaha yang memberi kesempatan pada guru-guru untuk mendapatkan penyegaran atau menurut istilah lainnya sebagai penyegaran yang membawa guru ke arah yang lebih baik
Dalam hal ini bagi mereka yang telah memiliki jabatan guru dapat berusaha meningkatkan profesi melalui pendidikan lanjutan. Dikatakan In Service Education bila mereka sudah menjabat dan kemudian mengikuti kuliah lagi.
c.         Program In Service Training
Pada umumnya yang paling banyak dilakukan adalah melalui penataran, yaitu:
1)             Penataran penyegaran, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru agar sesuai dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memantapkan kemampuan tenaga kependidikan tersebut agar dapat melakukan tugas sehari-harinya dengan baik.
2)             Penataran peningkatan kualifikasi, yaitu usaha peningkatan kemampuan guru sehingga mereka memperoleh kualifikasi formal sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
3)             Penataran penjenjangan, yaitu usaha meningkatkan kemampuan guru sehingga dipenuhi persyaratan suatu jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Simpulan
Sangat banyak hal-hal yang masih bisa dilakukan untuk meningkatkan kreativitas seorang guru dalam aktivitases belajar mengajar. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas tersebut antara lain Usaha tersebut dapat berupa pemberian reward bagi guru yang memiliki kinerja yang baik, pemberian jenjang karir yang sesuai dengan peraturan, sistem training sesuai dengan konsep-konsep teori motivasi yang dikemukakan oleh beberapa ahlinya seperti Mac Cleland, Maslow, Teori X dan Y, Teori Equity. Penataan tersebut bertumpu kepada kebijakan pemerintah daerah dalam mengakomodir harapan-harapan guru guru tersebut yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Daftar Rujukan
Alex S. Nitisemito, 1996, Sumber Daya Manusia, Penerbit Pustaka Utama, Penerbit Grafitti, jakarta
T. hani Handoko, 1987, Manajemen Sumber daya Manusia, Penerbit BPFE, Yogyakarta
Payman J. Simanjuntak, 1985. Manajemen Sumber Daya Manusia
Notoatmojo, S. 1992, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta